Monday, 26 December 2011

Buku Holic


Ternyata hanya 20% dari jumlah penduduk Indonesian yang gemar membaca dan secara berkala mengunjungi serta belanja di took buku. Angka yang fantastis menyedihkan bagi Negara dengan jumlah total penduduknya sekitar 240 juta jiwa ini. Padahal total penduduk produktifnya berjumlah 60%, nah apa jadinya kalau generasi muda jarang atau phobia membaca, seperti saya yang pada masa jahiliyah dahulu.
Yups, gaya baru telah merasuki kehidupan saya, yang mengubah seta menyita waktu-waktu produktif di bumi yang senda gurau ini. Memang kebiasaan membaca dan membeli buku telah mashur saya lakukan, walaupun frekuensinya tidak terlalu sering. Terkadang ketika mengunjungi pameran atau toko buku terkadang diri ini tak kuasa menahan tangan yang meraih dompet dan menyerahkan beberapa lembar isinya ke kasih, dan terjadilah transaksi itu. Transaksi yang mengubah mata uang menjadi investasi ilmu.
Setelah aktifitas kampus lumayan sepi, karena mulai pensiun dari aktivitas jalanan, maka banyak waktu luang tersisa. Dimulai dari mengunjungi teman, silaturrahmi, ngopi, hang out, online dan kegiatan lainnya mengisi hari-hari. Nah, saat itulah kebiasaan belanja, membaca buku membuncah kembali. Saat ini banyak buku yang sudah terbeli tapi belum sampai halaman terakhir terbaca, ada beberapa buku yang masih menyisakan tanda Tanya endingnya, bahkan ada yang covernya saja belum tersentuh.
Mulailah aktifitas membaca menjadi kegiatan di sela-sela berkeliaran di dunia yang fana ini, bak seorang yang haus akan ilmu, satu persatu mulai saya lahap isi buku. Terkadang nafsu ini membawa boomerang bagi kantong, pernah saya datang ke pameran buku untuk melihat-lihat, dan tak terasa uang di kantong berganti buku setebal kalkulus. Ya.. pada saat itu tersedia buku sejarah aceh yang sudah lama saya incar, dan Alhamdulillah ketemu. Sepertinya saya sekarang harus agak menjauh dari pameran atau took buku, takutnya semua tabungan terkuras.
Ada hal yang saya rasa unik mengenai proses membaca buku. Pernah suatu saat saya membeli buku yang berbau cinta, yaitu ‘kisah cinta para pejuang’ karangan Salim A Fillah yang sudah menjadi best seller. Setelah terpukau, dibingungkan, tercerahkan dan terceriakan dengan buku yang menjelaskan cerita cinta suci di jalan pejuang beserta contoh menakjubkan yang membuat pikiran saya tercerahkan, saya malah membeli buku cinta lainnya karangan Anis Matta yaitu ‘serial cinta’, uniknya adalah di tengah-tengah saya menyelami arti cinta yang luas dari kedua buku tersebut, saya menghadiri sebuah kajian yang rupanya sedang membahas bab munakahat atau pernikahan, wuiihh.. tersenyum-senyum saat kajian tersebut. tersenyum bukan karna baru pertama sekali menghadiri kajian tentang nikah, atau isi materi yang jenaka tapi saya terkejut kok kajiannya klop banget dengan apa yang sedang saya baca. Mungkin ini suatu petanda.. (biasa aja kaleee..). sepertinya saya tinggal membeli buku ‘kado perkawinan’ saja…
Setelah membaca beberapa buku, tercetus keinginan untuk membuat rubric khusus tentang resensi dari setiap buku yang sudah tamat saya baca, dan kemungkinan besar akan saya tambahkan rubric tersebut dalam blog ini, ditunggu ya sob.. karena memang otak harus dilatih tidak hanya dengan membaca tapi juga menulis, layaknya pepatah tidak hanya menerima tapi belajarlah memberi.
Sekian dulu ceritanya untuk hari ini, mau lanjut baca lagi neh..


27 desember 2010 jam 00.05
Saat nafsu membaca membuncah, kantong pun pecah…

No comments:

Post a Comment